MAKALAH
Psikologi
Pendidikan dan Manfaat Bagi Guru
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi pendidikan
Dosen
Pengampu: Ibu Dra. Nur Wahyumiani, M.A.
Oleh:
Annas
Nur Kholis / 12144600022
Niko
Dian Mahardika / 12144600019
Yuliningsih
/ 12144600039
Kelas
A1-12
PRORAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PGRI YOGYAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dalam menyusun makalah
ini dapat terselesaikan. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas
mata kuliah study Psikologi Pendidikan. Kami berharap makalah ini
dapat berguna bagi kita semua.
Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam
proses pembuatan makalah ini. Kami menyadari walaupun makalah ini
sudah dibuat secara maksimal, namun masih terdapat
kekurangan-kekurangan dalam hal yang perlu disempurnakan. Untuk itu
kami mohon maaf kepada pembaca apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan makalah ini. Kami menerima kritik dan saran serta petunjuk
dari semua pihak untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Yogyakarta,
September 2013
Penyusun
BAB
II
PEMBAHASAN
- HAKEKAT PSIKOLOGI
Sebelum
membahas mengenai psikologi pendidikan, terlebih dahulu akan dibahas
masing-masing pengertian dari psikologi dan pendidikan. Secara
etimologis, psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata
“Psyche”
yang
berarti jiwa atau roh, dan “logos
“ yang berarti ilmu pengetahuan. Jika dilihat dari arti kata
tersebut seolah-olah psikologi merupakan ilmu jiwa atau ilmu
pengetahuan yang memepelajari tentang jiwa atau roh ( yang mana hal
tersebut tidak bisa dilihat atau diketahui secara empiris ).
Kalau
kita mengacu pada salah satu syarat ilmu yaitu adanya obyek yang
dipelajari, maka tidaklah tepat jika kita mengartikan psikologi
sebagai ilmu jiwa atau ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
jiwa, karena jiwa merupakan sesuatu yang bersifat abstrak.
Psikologi
bukan hanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari sesuatu yang
abstrak atau tidak bisa dilihat melaikan psikologi adalah ilmu yang
ingin mempelajari manusia sebagai satu kesatuan antara jasmani dan
rohani.
Dalam
psikologi hendak menyelidiki, apa sebenarnya manusia? Mengapa ia
berbuat atau bertindak demikian? Apa tujuannya ia berbuat demikian?
Secara
umum psikologi diartikan ilmu yang mempelajari tingkah
laku
manusia. atau ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala jiwa
manusia. karena para
ahli
jiwa mempunyai penekanan yang berbeda,
maka definisi yang dikemukakan juga berbeda-beda. Diantara pengertian
yang dirumuskan oleh para ahli itu, diantaranya sebagai berikut.
Seperti
yang dikemukakan oleh Woodworth : psychology
studies the individual’s activities in relation environment
( R.S. Woodworth and DC Marquis, 1995:3).
Menurut
crow and crow psikologi diartikan sebagai berikut : psychology
is the study of human behavior and human relationship (
crow & crow, 1958:6 ). Dari batasan tersebut jelas bahwa yang
dipelajari oleh psikologi adalah tingkah laku manusia yaitu ilmu yang
mempelajari cara berinteraksi dengan alam luar baik manusia atau non
manusia:hewan, iklim, kebudayaan, dll.
Para
ahli psikologi mempelajari pula tentang tingkah laku hewan seperti
tikus, anjing, serangga dan lain sebagainya. Penyelidikan terhadap
hewan itu dilakukan dalam hubungan penyelidikan terhadap tingkah laku
manusia.
Sedangkan
Sartain mengatakan bahwa “psycologhy
is the scientific study of behavior of living organism, with especial
attention given to human behavior “
yaitu psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku organisme
hidup terutama tingkah laku manusia. Pendapat lain mengatakan bahwa
psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku dan
pengalaman manusia.
Menurut
aliran behaviorisme, psikologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan
yang menekankan kepada perilaku manusia (perbuatan dan ucapannya baik
yang dipelajari maupun tidak dipelajari) sebagai pokok masalah
kajian, adapun yang menjadi obyek material dari kajian psikologi
adalah : perilaku manusia yang nampak ( overt
behavior
) yang bersifat obyektif dan dapat diamati, dan perilaku yang tidak
nampak ( covert
behavior ).
Caplin
(Syah, 1997 / hal. 8) mendefinisikan psikologi sebagai “the
science of human and animal behavior, the study of of the organisme
in all its variety and complexity as it responds to the flux and flow
of the physical and social events which make up the environment”
(Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai perilaku manusia dan
hewan, juga penyelidikan terhadap organisme dalam segala ragam dan
kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan lingkungan).
Edwin
G. Boring dan Herbert S. Langfeld (Sarwono dalam Syah, 1997 / hal.8)
mendefinisikan psikologi sebagai studi tentang hakikat manusia.
Poerbakawatja dan Harahap (Syah, 1997 / hal.8) membatasi psiklogi
sebagai “cabang ilmu pengetahuan yang mengadakan penyelidikan atas
gejala-gejala dan kegiatan-kegiatan jiwa”.
Dr.
Singgih Dirgagunarsa mengemukakan bahwa ” Psikologi adalah ilmu
yang mempelajari tingkah laku manusia. Plato dan Aristoteles,
berpendapat bahwa :psikologi adalah pengetahuan yang mempelajari
tentang hakikat jiwa serta prosesnya sampai akhir.
Wilhelm
Wundt, tokoh psikologi eksperimental, berpendapat bahwa psikologi
merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman-pengalaman
yang timbul dalam diri manusia seperti penggunaan pancaindera,
pikiran, perasaan, dan kehendak.
Terdapat
dua pandangan pokok yang mendominasi psikologi yakni :
- Aliran humanistik, yang memandang bahwa dengan mempelajari perasaan, motif dan keinginan akan lebih memahami manusia dan tingkah lakunya.
- Aliran behaviorisme modern, yang mengatakan bahwa studi tentang tingkah laku yang diamati bukan perasaan.
Dari
beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan secara terminologi
psikologi ialah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku
manusia lewat gejala-gejala jiwa yang tampak dalam dirinya sebagai
hasil dari penggunaan segala sesuatu yang ada dalam dirinya sendiri.
Psikologi
mempelajari tingkah laku dan pengalaman manusia, tetapi tingkah laku
dan pengalaman manusia sangatlah kompleks, untuk itu para ahli
psikologi tidak hanya mempelajari atau mencoba untuk mengerti tingkah
laku manusia secara sederhana, tetapi berpikir tentang berbagai
faktor yang mempengaruhi tingkah laku.
- HAKEKAT PENDIDIKAN
Selanjutnya
pendidikan adalah suatu kegiatan yang didalamnya melibatkan banyak
orang, diantaranya peserta didik, pendidik, kepala sekolah,
administrator, masyarakat (stakeholders)
dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan
dapat tercapai secar efektif dan efisien, maka setiap orang yang
terlibat dalam pendidikan tersebut seyogyanya dapat memahami tentang
perilaku manusia, kelompok maupun sosial sekaligus dapat menunjukkan
perilaku nya secara efektif dan efisian dalam proses pendidikan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Syah, 1997 / hal.10) Pendidikan
berasal dari kata “didik”, yang mendapat awal me sehingga menjadi
“mendidik” artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam
memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan,
dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan. Menurut McLeod (Syah, 1997 / hal. 10) dalam
bahasa Inggris, education (pendidikan) berasal dari kata
educate (mendidikan) artinya memberi peningkatan (to elicit,
to give rise to), dan mengembangkan (to evolve, to
develop). .
Dalam pengertian yang sempit, education atau pendidikan
berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan.
Tardif (Syah, 1997 / hal. 10) Secara luas, pendidikan adalah proses
dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,
pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.
Secara luas dan representatif, pendidikan ialah the total process of
developing human abilities and behaviors, drawing on almost all
life’s experience (seluruh tahapan pengembangan kemampuan-kemampuan
dan perilaku-perilaku manusia dan juga proses penggunaan hampir
seluruh pengalaman kehidupan).
Menurut Dictionary of Psychology (Syah, 1997 / hal. 11)
Pendidikan diartikan sebagai the institutional procedures which
are employed in accomplishing the development of knowledge, habits,
attitudes etc. Usually the term is applied to formal
institution. Jadi pendidikan berarti tahapan kegiatan yang
bersifat kelembagaan (seperti sekolah, madrasah) yang dipergunakan
untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai
pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebagainya.
Poerbakawatja dan Harahap (Syah, 1997 / hal. 11) Pendidikan adalah
usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya
meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu
menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya.
Pada
dasarnya pengertian pendidikan menurut
UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat.
Proses
belajar ialah proses untuk meningkatkan kepribadian (personality)
dengan jalan berusaha mendapatkan pengertian baru, nilai-nilai baru,
dan kecakapan baru, sehingga ia dapat berbuat yang lebih sukses dalam
menghadapi kontradiksi-kontradiksi dalam hidup.
Menurut
Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan
tentang pengertian
pendidikan yaitu: “Pendidikan
yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya,
pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan
setinggi-tingginya.”
Sedangkan
menurut H. Horne, “pendidikan
adalah
proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi
bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental,
yang bebas dan sadar kepada vtuhan, seperti termanifestasi dalam alam
sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.
Dari
beberapa pengertian
pendidikan menurut ahli
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan adalah Bimbingan
atau pertolongan yang diberikan oleh pendidik
kepada
perkembangan peserta
didik
untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap
melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.
Tujuan
pendidikan
adalah menciptakan seseorang
yang berkualitas
dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas ke
depan
untuk mencapai suatu cita- cita yang diharapkan dan mampu beradaptasi
secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena
pendidikan itu sendiri memotivasi
diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
Pendidikan dapat berlangsung secara informal dan nonformal disamping
secara formal seperti sekolah, madrasah dan institusi-institusi
lainnya. Bahkan menurut definisi di atas, pendidikan juga dapat
berlangsung dengan cara mengajar diri sendiri (self-instruction).
- HAKEKAT PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Selanjutnya
pengertian psikologi pendidikan adalah sebagai berikut. Psikologi
Pendidikan
adalah
cabang dari ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami
pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan. Keberhasilan
seorang guru dalam mengajar sangat berkaitan dengan penguasaan sains
serta seni dan keahlian mengajarnya.
Psikologi
pendidikan merupakan sumbangsih dari ilmu pengetahuan psikologi
terhadap dunia pendidikan dalam kegiatan pendidikan pembelajaran,
pengembangan kurikulum, proses belajar mengajar, sistem evaluasi, dan
layanan konseling merupakan beberapa kegiatan utama dalam pendidikan
terhadap peserta didik, pendidik, orang tua, masyarakat dan
pemerintah agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara sempurna dan
tepat guna.
Psikologi
Pendidikan, menurut sebagian ahli adalah subdisiplin psikologi dan
bukan psikologi itu sendiri. Para ahli menganggap bahwa psikologi
pendidikan tidak memiliki konsep, teori dan metode tersendiri.
Psikologi
Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku
manusia di dalam dunia pendidikan yang meliputi studi
sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan
dengan pendidikan manusia yang tujuannya untuk mengembangkan dan
meningkatkan keefisien di dalam pendidikan. Sedangkan pendidikan
adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan
belajar. Dari dua definisi ini maka jelas fokus dari psikologi
pendidikan adalah proses belajar mengajar.
Sedangkan
psikologi pendidikan secara sederhana menurut Barlow (1985) adalah
sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologi yang menyediakan
serangkaian sunber untuk membantu melaksanakan tugas sebagai seorang
guru dalam proses belajar mengajar secara lebih efektif. Definisi
psikologi pendidikan yang dikemukakan oleh Barlow tersebut lebih
memberikan tekanan pada sekitar proses interaksi antara guru sebagai
pengajar dan siswa sbagai objek yang belajar didalam kelas.
Sementara
psikologi pendidikan menurut Tardif (1989) , adalah sebuah bidang
studi yang berhubungan penerapan pengetahuan tentang perilaku manusia
untuk usaha-usaha kependidikan mencakup :
1.
Context
of teaching and learning
(berhubungan dengan situasi dan tempat terjadinya proses belajar dan
mengajar).
2.
Process
of teaching and learning
(berhubungan dengan tahapan-tahapan dalam proses belajar mengajar).
3.
Outcomes
of teaching and learning
(berhubungan dengan hasil-hasil yang dicapai dalam proses belajar dan
mengajar).
Definisi
ini menekankan bahwa psikologi pendidikan adalah studi sistematis
tentang proses-proses dan faktor-faktor dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan pendidikan manusia.
Berdasarkan
dari berbagai definisi tersebut, maka psikologi pendidikan mempunyai
dua objek riset dan kajian, yaitu :
1.
Siswa, yaitu individu yang sedang belajar, termasuk pendekatan
strategi, faktor yang mempengaruhi dan prestasi yang dicapai.
2.
Guru,
yaitu individu yang berkewajiban atau bertugas mengajar termasuk
metode, model strategi dan lain-lain yang berhubungan dengan
penyajian materi pelajaran (Syah, 2000).
Glover
dan Ronning menyatakan bahwa psikologi
pendidikan sebagai penerapan ilmu dan metode-metode psikologi untuk
studi perkembangan, belajar, motivasi belajar, pengajaran assesmen
dan aspek-aspek psikologi lainnya yang berkaitan dengan isu-isu yang
berpengaruh dan berinteraksi dengan proses belajar dan pembelajaran.
Psikologi
pendidikan merupakan bidang studi psikologi yang mempelajari,
mengkaji perilaku individu, kelompok dan sosial dalam situasi
pendidikan. Menurut Crow and Crow, psikologi pendidikan merupakan
suatu ilmu yang berusaha menjelaskan masalah-masalah belajar yang
dialami individu dari sejak lahir sampai usia lanjut terutama yang
menyangkut kondisi-kondisi yang mempengaruhi pembelajaran. Seperti
yang dipelajari dalam bukunya sebagai berikut: “Educational
psychologhy describes and explains the learning experiences of an
individual from birth through old age. It is subject matter is
concerned with the conditions that affect learning “
( Lester D. Crow & Alice Crow, 1958:7)
Dari
pengertian tersebut psikologi pendidikan adalah cabang dari psikologi
yang dalam penguraian dan penelitiannya lebih menekankan pada
masalah-masalah pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik maupun
mental yang sangat erat hubungannya dengan masalah pendidikan,
terutama yangmempengaruhi proses dan keberhasilan belajar.
Psikologi
pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu ilmu pengetahuan karena
didalamnya telah memiliki kriteria persyaratan ilmu pengetahuan :
- Ontologis : obyek dari psikologi pendidikan adalah perilaku-perilaku individu yang terlibat langsung maupun tidak langsung dengan pendidikan, seperti pendidik, administrator, orang tua peserta didik.
- Epistimologis : teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan dalil-dalil psikologi pendidikan dihasilkan berdasarkan kajian ilmiah (rasional,sistematis, dan empiris) melalui berbagai cara, baik secara pendekatan kualitatif maupun pendekatan kuantitatif.
- Aksiologi : manfaat dari psikologi pendidikan terutama sekali berkenaan dengan pencapaian efisiensi dan efektivitas proses pendidikan.
Dengan
demikian psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu
cabang psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam
konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai
fakta, generalisasi, metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian
efektivitas proses pendidikan.
Salah
seorang guru besar psikologi University of New York City, Arthur S.
Robert (1998) dalam Muhibbin (1995:12) psikologi pendidikan merupakan
subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori-teori dan
masalah-masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal berikut:
- Penerapan prinsip-prinsip dalam kelas.
- Pengembangan dan pembaruan kurikulum.
- Ujian evaluasi bakat dan keterampilan.
- Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif.
- Penyelenggaraan pendidikan keguruan.
Psikologi
pendidikan pada dasarnya merupakan sebuah disiplin ilmu psikologi
(subdisiplin ilmu psikologi) yang menyelidiki masalah-masalah
psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan.
Hasil
kajian psikologis ini dirumuskan dalam bentuk konsep, teori, dan
metode yang dapat diterapkan untuk memecahkan masalah yang
berhubungan dengan proses pengajaran dan pembelajaran dalam
pendidikan. Dengan demikian psikologi pendidikan dapat digunakan
sebagai kajian teoritis dan pedoman praktis yang berhubungan dengan
dunia pendidikan.
Dari
pendapat para pakar psikologi diatas, dapat disimpulkan bahwa
psikologi pendidikan merupakan satu kajian ilmiah yang (rasional,
sistematis dan empiris) yang berfokus pada kajian masalah – masalah
psikologis dalam mempelajari dan memahami gejala –gejala psikologis
individu, kelompok maupun sosial dalam pelaksanaan proses pengajaran
dan pembelajaran ( interaksi pendidik dengan peserta didik), dan
stakeholders dalam dunia pendidikan.
Psikologi pendidikan terutama terfokus pada proses, dimana informasi,
keterampilan, nilai, dan sikap diteruskan dari guru ke siswa ke dalam
kelas. Psikologi pendidikan juga mencoba untuk membantu siswa dengan
menerapkan pengertian metode psikologis untuk menyelesaikan masalah
dalam situasi belajar dan mengajar.
- RUANG LINGKUP PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Beberapa
ahli merumuskan ruang lingkup psikologi pendidikan antara lain
adalah:
- Pokok bahasan mengenai “belajar” meliputi teori-teori, prinsip-prinsip, dan ciri-ciri khas perilaku belajar siswa dan sebagainya.
- Pokok bahasan mengenai “proses belajar” meliputi tahapan perbuatan dan peristiwa yang terjadi dalam kegiatan belajar siswa.
- Pokok bahasan mengenai “situasi belajar” yakni suasana dan keadaan lingkungan baik bersifat fisik maupun nonfisik terutama yang berhubungan dengan kegiatan belajar siswa. (Dalyono (2001)).
Berdasarkan
dari uraian pokok-pokok bahasan tersebut, menjadi sangat jelas bahwa
masalah belajar (learning)
adalah
masalah yang paling vital dan sentral dalam pembahasan psikologi
pendidikan. Dari seluruh proses pendidikan, kegiatan belajar siswa
merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil
atau tidaknya tujuan pendidikan, tergantung pada proses belajar
siswa, baik ketika di dalam kelas maupun di luar kelas.
Salah
satu aplikasi psikologi sebagai ilmu adalah dalam pendidikan, di
samping bidang-bidang lainnya seperti psikologi sosial, psikologis
klinis, psikologi perkembangan, psikologi industri, psikometri dan
lain-lain.
- MANFAAT PSIKOLOGI PENDIDIKAN BAGI GURU
Guru
dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, pendidik dan pelatih
bagi para peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang
berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang
terkait dengan tugasnya,–terutama perilaku peserta didik dengan
segala aspeknya–, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya
secara efektif, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi
nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
Di
sinilah arti penting Psikologi Pendidikan bagi guru. Penguasaan guru
tentang psikologi pendidikan merupakan salah satu kompetensi yang
harus dikuasai guru, yakni kompetensi pedagogik. Muhibbin Syah (2003)
mengatakan bahwa "diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu
dikuasai guru dan calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan
yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar peserta didik"
Dengan
memahami psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimbangan -
pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat :
- Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat.
Dengan
memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru akan dapat
lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang
dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran. Misalnya, dengan berusaha
mengaplikasikan pemikiran Bloom tentang taksonomi perilaku individu
dan mengaitkannya dengan teori-teori perkembangan individu.
- Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.
Dengan
memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru dapat
menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai,
dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu,
jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang
dialami siswanya.
- Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling.
Tugas
dan peran guru, di samping melaksanakan pembelajaran, juga diharapkan
dapat membimbing para siswanya. Dengan memahami psikologi pendidikan,
tentunya diharapkan guru dapat memberikan bantuan psikologis secara
tepat dan benar, melalui proses hubungan interpersonal yang penuh
kehangatan dan keakraban.
- Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik.
Memfasilitasi
artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki
siswa, seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi
dapat diartikan berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk
melakukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa
pemahaman psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya guru akan
mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator
maupun motivator belajar siswanya.
- Menciptakan iklim belajar yang kondusif.
Efektivitas
pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif. Guru
dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan untuk
dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas,
sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan.
- Berinteraksi secara tepat dengan siswanya.
Pemahaman
guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya
interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi
sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya.
- Menilai hasil pembelajaran yang adil.
Pemahaman
guru tentang psikologi pendidikan dapat mambantu guru dalam
mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik
dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun
menentukan hasil-hasil penilaian.
Kontribusi
psikologi pendidikan bagi pendidik yaitu menjadikan pendidik lebih
terbuka terhadap perbedaan individu karena setiap individu (siswa)
itu berbeda, maka pendidik tidak bisa menyamaratakan intelegensi
maupun kecakapan mereka. Mungkin saja satu anak tidak pandai dalam
pelajaran Matematika tetapi pandai dalam menggambar, atau anak yang
lain tidak pandai dalam menggambar tetapi pandai menyanyi. Pendidik
mengetahui metode mengajar yang efektif karena setelah mengerti
dengan perbedaan masing-masing individu, pendidik haruslah mampu
menggunakan metode belajar yang mana untuk mengajar siswanya.
Pendidik
memahami permasalahan anak didik karena selain mengajarkan ilmu
kepada peserta didik, sedikit bayaknya harus tau masalah yang
dihadapi peserta didik. Bisa saja siswa yang sering tertidur di kelas
bukan karena malas, tapi harus membantu orang tuanya berjualan
hingga larut malam, sehingga saat waktu jam belajar ia mengantuk.
Manfaat
mempelajari psikologi pendidikan bagi pendidik maupupun calon
pendidik dapat dibagi menjadi dua aspek, yaitu:
- Untuk Mempelajari Situasi dalam Proses Pembelajaran
Psikologi
pendidikan memberikan banyak kontribusi kepada pendidik dan calon
pendidik untuk meningkatkan efisiensi proses pembelajaran pada
kondisi yang berbeda-beda seperti di bawah ini:
1)
Memahami
Perbedaan Individu (Peserta Didik);
Seorang
pendidik harus berhadapan dengan sekelompok siswa di dalam kelas
dengan hati-hati karena karakteristik masing-masing siswa
berbeda-beda. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami
perbedaan karakteristik siswa tersebut pada berbagai tingkat
pertumbuhan dan perkembangan guna menciptakan proses pembelajaran
yang efektif dan efisien. Psikologi pendidikan dapat membantu
pendidik dan calon pendidik dalam memahami perbedaan karakteristik
siswa tersebut.
2)
Penciptaan
Iklim Belajar yang Kondusif di Dalam Kelas;
Pemahaman
yang baik tentang ruang kelas yang digunakan dalam proses
pembelajaran sangat membantu pendidik untuk menyampaikan materi
kepada siswa secara efektif. Iklim pembelajaran yang kondusif harus
bisa diciptakan oleh pendidik sehingga proses belajar mengajar bisa
berjalan efektif. Seorang pendidik harus mengetahui prinsip-prinsip
yang tepat dalam proses belajar mengajar, pendekatan yang berbeda
dalam mengajar untuk hasil proses belajar mengajar yang lebih baik.
Psikologi pendidikan berperan dalam membantu pendidik agar dapat
menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas,
sehingga proses pembelajaran di dalam kelas bisa berjalan efektif.
3)
Pemilihan
Strategi dan Metode Pembelajaran;
Metode
pembelajaran didasarkan pada karakteristik perkembangan siswa.
Psikologi pendidikan dapat membantu pendidik dalam menentukan
strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu
mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis
belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami
peserta didik.
4)
Memberikan
Bimbingan kepada Peserta Didik;
Seorang
pendidik harus memainkan peran yang berbeda di sekolah, tidak hanya
dalam pelaksanaan pembelajaran, tetapi juga berperan sebagai
pembimbing bagi peserta didik. Bimbingan adalah jenis bantuan kepada
siswa untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi. Pengetahuan
tentang psikologi pendidikan memungkinkan pendidik untuk memberikan
bimbingan pendidikan dan kejuruan yang diperlukan untuk siswa pada
tingkat usia yang berbeda-beda.
5)
Mengevaluasi
Hasil Pembelajaran;
Pendidik
harus melakukan dua kegiatan penting di dalam kelas seperti mengajar
dan mengevaluasi. Kegiatan evaluasi membantu dalam mengukur hasil
belajar siswa. Psikologi pendidikan dapat membantu pendidik dan calon
pendidik dalam mengembangkan evaluasi pembelajaran siswa yang lebih
adil, baik dalam teknis evaluasi, pemenuhan prinsip-prinsip evaluasi
maupun menentukan hasil-hasil evaluasi.
B.
Untuk
Penerapan Prinsip-prinsip Belajar Mengajar
1)
Menetapkan
Tujuan Pembelajaran;
Tujuan
pembelajaran mengacu pada perubahan perilaku yang dialami siswa
setelah dilaksanakannya proses pembelajaran. Psikologi pendidikan
membantu pendidik dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang
dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran.
2)
Penggunaan
Media Pembelajaran;
Pengetahuan
tentang psikologi pendidikan diperlukan pendidik untuk merencanakan
dengan tepat media pembelajaran yang akan digunakan. Misalnya
penggunaan media audio-visual, sehingga dapat memberikan gambaran
nyata kepada peserta didik.
3)
Penyusunan
Jadwal Pelajaran;
Jadwal
pelajaran harus disusun berdasarkan kondisi psikologi peserta didik.
Misalnya mata pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa seperti
matematika ditempatkan di awal pelajaran, di mana kondisi siswa masih
segar dan semangat dalam menerima materi pelajaran.
Dalam
melakukan proses pembelajaran di kelas maupun membimbing peserta
didik,
guru harus memperhatikan
segala aspek psikologis
peserta didik tersebut, baik itu perkembangan,
ingatan,
memori dan pola berpikir anak.
Hal
ini penting untuk menumbuhkan kepercayaan dan mengembangkan potensi
yang ada pada siswa agar mereka
mampu tumbuh dan perkembang sesuai dengan harapan orang tua,
guru
dan masyarakat.
Permasalahan
yang ada pada anak hendaknya melibatkan
komponen
orang tua, guru,
masyarakat dan konsuler
dalam penyelesaiannya.
Guru
harusnya memahami bahwa kesuksesan anak itu bukan hanya mampu
mendapatkan nilai yang tinggi tetapi juga mampu mengembangan nilai
spritual (kecerdasan spritual) dan kecerdasan emosi.
Dua
hal ini
terkadang mampu membawa kesuksesan terhadap anak dalam kehidupan di
masyarakat.
Dalam
belajar haruslah diperhatikan faktor yang mempebaruhi sisiwa dalam
memperoleh
dan mengingat pengetahuan.
Oleh sebab itu,
pendidik
haruslah memperhatikan
hal tersebut dalam melakukan
pembelajaran dikelas,
karena
dengan memperhatikan hal tersebut pengetahuan yang diberikan oleh
guru akan menjadi ingatan yang setia dalam memori siswa.
Psikologi
pendidikan sebagai suatu ilmu pengetahuan merupakan suatu keharusan
di lembaga-lembaga pendidikan guru/pendidik. Dan penegasan ini pun
mendasarkan atas dua dimensi pemikiran. Pertama,
sifat dan jenis belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya yang
kemudian dapat diidentifikasikan secara meyakinkan. Kedua,
pengetahuan yang serupa itu dapat disistematisasikan dan disampaikan
secara efektif kepada para calon pendidik/guru.
Dari
kedua dimensi pemikiran inilah para calon pendidik dapat mengambil
manfaat dan keuntungannya. Walaupun demikian, perlu disadari bahwa
psikologi pendidikan bukan merupakan satu-satunya syarat untuk
mempersiapkan dan menjadikan seseorang bisa menjadi pendidik yang
baik. Sebab, masih cukup banyak persyaratan lainnya, antara lain,
bakat, minat, komitmen, motivasi dan latihan serta penguasaan
metodologi pengajaran.
5 komentar:
bagus ka yuli, tapi ?
gak ada referensinya. . .
adenbuatblog.blogspot.com
makasi ats ilmux v gk di tulis sumberx
makasi ats ilmux v gk di tulis sumberx
bagus tulisannya :) bisa minta referensinya gk ini?
Posting Komentar